Halaman

Kamis, 16 Mei 2013

Prompt #5: Rahasia

Dengan geram Roni menggebrak meja Marni sambil mencengkram selembar kertas.
"Marni, kenapa ini bisa sampai di meja saya?"
Marni tertunduk dengan wajah cemas.
Roni menghempaskan lembaran itu ke lantai. Marni terdiam melihat Roni yang tampak gelisah.
"Tidak, jangan sekarang. Kasihan Ririn jika dia tahu tentang ini semua." Ucap Roni pada dirinya sendiri.
Kemudian Roni berpaling memandangi Marni, sekretaris kepercayaannya.
" Marni, kamu bisa kan diam saja dulu. Masalah ini cukup kita yang tahu".
Marni menganggukkan kepalanya dengan pasrah.
Pikirannya berkecamuk. 
Bayangan wajah Ririn melintas di benaknya. Ririn yang manis, dengan wajah keibuan.
Dia tak terlalu mengenal Ririn. Hanya sekali-kali saja jika ada acara kantor baru mereka bertemu. Dibayangkannya jika dia yang berada di posisi Ririn.
 "Ah, tidak... sebaiknya memang aku diam saja, biarkan Pak Roni menyelesaikan masalahnya sendiri," batin Marni.
Dipungutnya lembaran itu. Surat kaleng ke sekian kalinya untuk Pak Roni. Surat agar Pak Roni segera mentransfer lagi sejumlah uang secepatnya kalau dia tidak mau rahasia hubungan gelapnya dengan Debby, sang primadona kantor dibocorkan ke istrinya Ririn.
Dibuangnya kertas itu ke tempat sampah. Tiba-tiba handphonenya berdering menunjukkan nada pesan masuk. Marni tersenyum membaca pesan itu. Sebuah SMS Banking yang sudah ditunggu-tunggunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar