Aku melirik jam di pergelangan tanganku. Sudah hampir tengah malam. Aku sudah berada persis di depan kamar dengan pintu bertuliskan angka 13. Ini adalah ujian terakhir yang harus kuhadapi agar bisa masuk dalam klub cewek populer di sekolah ini. Berdasarkan perintah yang kuterima kemarin, aku harus berada di kamar ini tepat pukul 12 malam. Mungkin ini semacam uji nyali. Meski agak sedikit was-was, aku mencoba mengetuk pintu.Tiga kali ketukan dan tidak ada yang menyahut. Ku dorong pintu perlahan, ternyata tak di kunci.
Di dalam kamar hanya ada sebuah tempat tidur. Meski agak gelap, aku bisa melihat ada sesosok tubuh yang berada di atas ranjang tersebut. Perlahan kudekati, namun sosok tersebut tak juga bergerak. Jantungku sedikit berdebar namun kemudian kusadari bahwa tubuh itu adalah Lissa, maskot klub yang akan kumasuki. Lissa adalah sesosok boneka yang mirip Barbie namun dengan ukuran yang lebih besar. Hampir sebesar tubuh manusia dewasa. Dia berbaring dengan tenangnya di atas ranjang tersebut. Saat kuperhatikan, di genggamannya terdapat secarik kertas.
Dear Selly,
Ujian terakhir sebelum kamu resmi jadi anggota Zetta adalah tidur bersama Lissa sebagai bukti kesetiaanmu terhadap klub.
Sampai jumpa besok pagi.
-Z-
Ah, cuma itu saja? Gampang...
Aku pasti bisa melewati ujian ini dengan mudah. Karena memang sudah lelah, dengan cepat aku berbaring di sebelah Lissa. Aku merasa baru tertidur sebentar ketika tempat tidur terasa bergoyang-goyang. Aku terbangun. Lissa yang tidur di sampingku, meronta-ronta dan menjerit. Aku berlari keluar dari kamar. Aku begitu ketakutan. Hah? Lissa bisa menjerit. Tidak mungkin, pikirku.
Aku mencoba mengintip kembali ke dalam. Jeritan yang ku dengar tadi sudah berhenti, dan nampak Lissa terbaring sama seperti pertama kali aku melihatnya tadi. Kuberanikan diri melangkah masuk, dan alangkah kagetnya aku melihat tubuh Lissa tampak di penuhi cairan berwarna merah. Matanya membelalak ke arahku dan tak ayal lagi aku menjerit dengan penuh kengerian. Tiba-tiba saja Lissa melompat menerjangku dan sebelum aku sempat menjerit-jerit lagi, terdengar suara tawa penuh kemenangan.
"Surprise...Hahaha... sepertinya kamu nggak lolos tes deh Sel, masa sama boneka saja takut," ujar Lissa yang kemudian ketika kuperhatikan ternyata adalah Tessi, ketua Zetta yang berdandan ala Lissa. Tessi terus saja tertawa, dan mungkin karena capek tertawa, dia berbaring kembali di ranjang.
Oh, jadi ini tes yang harus kuhadapi? Baiklah, kalau kalian ingin kejutan, ku beri kalian kejutan!
Ku ambil bantal yang tadi kutiduri dan ku bekap kepala Tessi sekuat-kuatnya. Tessi meronta-ronta seperti tadi, dan menjerit dengan suara tertahan. Aku tertawa terbahak-bahak, kemudian melepas bantal. Wajah Tessi pucat pasi.
"Sel, ih apaan sih...sesak tau!"
"Hahaha... Satu sama." Aku bersorak penuh kemenangan.
"Sel, ih apaan sih...sesak tau!"
"Hahaha... Satu sama." Aku bersorak penuh kemenangan.