Halaman

Senin, 17 Juni 2013

Prompt #16 : Kisah dari Balik Jendela

credit: dokumentasi pribadi Hana Sugiharti

"Mbak, pesanannya seperti biasa?"
Aku mengangguk. Sapaan si pelayan barusan membuyarkan lamunanku. Ah, mungkin dia sudah memperhatikan aku dari tadi. Sejak aku masuk ke kafe mereka, duduk di sudut favoritku, dan memandang ke luar jendela dengan angan yang melayang. Bahkan dia sudah hafal menu sarapanku. 

Aku senang memperhatikan kesibukan orang-orang di luar sana. Berjalan terburu-buru ke arah tujuan mereka masing-masing. Sementara kesibukanku sendiri cuma satu. Aku hanya duduk berlindung di balik jendela sebuah kafe mengamati setiap langkah mereka atau apapun yang terjadi di luar sana, hingga waktunya untuk beranjak sebelum matahari mulai memancarkan teriknya.

Kuarahkan pandanganku ke seberang jalan. Di sebuah jendela apartemen tampak seorang gadis cilik. Sama sepertiku, dia memandang dari balik jendela. Tangan mungilnya menempel di balik kaca. Mata kami bertatapan. Aduh, ini bocah, orangtuanya di mana sih? Kok dibiarin begitu. Hatiku agak geram. Namun perlahan aku mengerti. Dia ingin melihat dunia. Mengetahui semua yang terjadi di balik jendela. Rasa ingin tahunya lebih besar, menutupi rasa takut yang belum dia ketahui. Aku hampir sama dengan bocah itu. Seperti dia bersembunyi di balik tubuh mungilnya yang belum cukup mampu untuk mengarungi dunia ini, aku bersembunyi di balik penyakitku yang tidak memungkinkanku untuk berlama-lama di bawah matahari. Sejak di vonis mengidap Lupus, aku harus terbiasa untuk terus bersembunyi di dalam ruangan. Meski rasa ingin tahuku juga besar, namun kini rasa takutku ternyata lebih banyak mengambil alih peranan dalam hidupku.


Catatan :
Penyakit Lupus adalah penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Kekebalan tubuh berlebih sehingga berbalik menyerang organ-organ tubuh. Gejalanya antara lain kelelahan, demam, nyeri sendi, bercak merah pada kulit menyerupai kupu-kupu. Penderita Lupus menjadi sensitif terhadap matahari.


 

1 komentar:

  1. sebenarnya asik. tapi aku bayangkan penggambaran 'dari jendela lupus' yang lebih tajam.

    BalasHapus